Siswa SMA dan SMK yang akan
mengikuti Ujian Nasional (Unas) 2015 harus
mempersiapkan diri. Sebab, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) memberlakukan teknis
ujian baru, yaitu pengerjaan soal secara
online. Namun, tidak semua siswa harus
mengikuti ujian online, tetapi hanya 500
ribu siswa. Yang lain tetap mengerjakan
unas dengan menggunakan lembar jawaban
kertas.
Menurut Kepala Pusat Penilaian Pendidikan
(Kapuspendik) Kemendikbud Nizam, ujian
secara online itu diberi nama computer
based test (CBT). Program ujian online
tersebut sudah digagas beberapa tahun
terakhir. Terlepas dari rencana
Kemendikbud terkini yang akan mengubah
nama unas menjadi evaluasi nasional
(enas), tes secara online itu akan tetap
dijalankan.
’’Pelaksanaan ujian online pada 2015 masih
bersifat piloting (percontohan, Red),’’
katanya di Jakarta (26/12). Karena itu,
belum semua siswa SMA dan SMK
mengikuti unas dengan sistem online .
Guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM)
Jogjakarta itu memerinci, 500 ribu siswa
yang mengikuti unas online tersebut terdiri
atas 50 ribu hingga 100 ribu siswa SMA
serta 400 ribu siswa SMK. Untuk jenjang
SMP dan di bawahnya, belum ada
pembahasan.
Nizam menyatakan, SMK yang bakal
ditunjuk untuk menyelenggarakan unas
online adalah semua SMK pembina atau
SMK unggulan. Sebagaimana diketahui,
Kemendikbud telah mengeluarkan standar
khusus untuk menetapkan sebuah SMK
masuk kategori pembina.
Menurut Nizam, banyak keunggulan
pelaksanaan unas online. Antara lain,
menghemat anggaran untuk pengadaan
kertas ujian dan penggandaannya.
Kemudian, unas online bisa menekan
potensi kebocoran soal ujian serta
mengoptimalkan pemanfaatan IT di dunia
pendidikan.
Saat ini, siswa umumnya sudah tidak asing
dengan perangkat komputer. Karena itu,
Kemendikbud memperkirakan tidak ada
kendala teknis dalam penerapan unas
online.
Meski demikian, ujian secara online
tersebut belum bisa diterapkan untuk
semua siswa. Karena itu, Kemendikbud
masih akan membuka lelang pengadaan
logistik Unas 2015. Sebab, siswa yang tidak
menjadi sasaran piloting ujian secara online
tetap mengerjakan soal ujian berbasis
kertas. Nizam memperkirakan, anggaran
Unas 2015 lebih rendah daripada tahun-
tahun sebelumnya. Sebab, sebagian peserta
tidak menggunakan kertas ujian lagi.
Nizam belum bisa memastikan nama resmi
Unas 2015. Muncul kabar, mulai tahun
depan, nama unas diganti menjadi enas
(evaluasi nasional). Tujuannya,
mengembalikan fungsi evaluasi pendidikan
dalam ujian tahunan tersebut.
’’Sampai sekarang belum ada keputusan
dari Pak Menteri (Mendikbud Anies
Baswedan, Red). Yang saya tahu
(perubahan unas menjadi enas, Red) masih
dibicarakan,’’ ungkapnya.
Ketika nama ujian tahunan itu berubah,
Nizam menegaskan bahwa Mendikbud pasti
akan mengeluarkan surat keputusan resmi.
Rencananya, Kemendikbud mengumpulkan
panitia Unas 2015 tingkat provinsi Senin
(29/12). Mereka terdiri atas unsur dinas
pendidikan provinsi dan perguruan tinggi
negeri (PTN). Kabarnya, dalam pertemuan
itu, akan dibahas wujud baru Unas 2015.
Pertemuan yang bakal dipimpin langsung
oleh Mendikbud tersebut juga akan
memastikan pembentukan kepanitiaan
unas tingkat provinsi. Kemudian, sosialisasi
lelang logistik, pembagian tugas serta
tanggung jawab panitia pusat dan daerah,
hingga penetapan jadwal pelaksanaan unas.
’’Akan dibahas pula aspek teknis seperti
monitoring ujian dan pengamanannya,’’
ujarnya.
Sumber :
http://www.jawapos.com/baca/artikel/10793/ujian-nasional-2015-pakai-online
http://www.jawapos.com/baca/artikel/10793/ujian-nasional-2015-pakai-online
Leave a comment