SOFTSKILL

17 Apr

Siswa SMA dan SMK yang akan

mengikuti Ujian Nasional (Unas) 2015 harus

mempersiapkan diri. Sebab, Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan

(Kemendikbud) memberlakukan teknis

ujian baru, yaitu pengerjaan soal secara

online. Namun, tidak semua siswa harus

mengikuti ujian online, tetapi hanya 500

ribu siswa. Yang lain tetap mengerjakan

unas dengan menggunakan lembar jawaban

kertas.

Menurut Kepala Pusat Penilaian Pendidikan

(Kapuspendik) Kemendikbud Nizam, ujian

secara online itu diberi nama computer

based test (CBT). Program ujian online

tersebut sudah digagas beberapa tahun

terakhir. Terlepas dari rencana

Kemendikbud terkini yang akan mengubah

nama unas menjadi evaluasi nasional

(enas), tes secara online itu akan tetap

dijalankan.

’’Pelaksanaan ujian online pada 2015 masih

bersifat piloting (percontohan, Red),’’

katanya di Jakarta (26/12). Karena itu,

belum semua siswa SMA dan SMK

mengikuti unas dengan sistem online .

Guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM)

Jogjakarta itu memerinci, 500 ribu siswa

yang mengikuti unas online tersebut terdiri

atas 50 ribu hingga 100 ribu siswa SMA

serta 400 ribu siswa SMK. Untuk jenjang

SMP dan di bawahnya, belum ada

pembahasan.

Nizam menyatakan, SMK yang bakal

ditunjuk untuk menyelenggarakan unas

online adalah semua SMK pembina atau

SMK unggulan. Sebagaimana diketahui,

Kemendikbud telah mengeluarkan standar

khusus untuk menetapkan sebuah SMK

masuk kategori pembina.

Menurut Nizam, banyak keunggulan

pelaksanaan unas online. Antara lain,

menghemat anggaran untuk pengadaan

kertas ujian dan penggandaannya.

Kemudian, unas online bisa menekan

potensi kebocoran soal ujian serta

mengoptimalkan pemanfaatan IT di dunia

pendidikan.

Saat ini, siswa umumnya sudah tidak asing

dengan perangkat komputer. Karena itu,

Kemendikbud memperkirakan tidak ada

kendala teknis dalam penerapan unas

online.

Meski demikian, ujian secara online

tersebut belum bisa diterapkan untuk

semua siswa. Karena itu, Kemendikbud

masih akan membuka lelang pengadaan

logistik Unas 2015. Sebab, siswa yang tidak

menjadi sasaran piloting ujian secara online

tetap mengerjakan soal ujian berbasis

kertas. Nizam memperkirakan, anggaran

Unas 2015 lebih rendah daripada tahun-

tahun sebelumnya. Sebab, sebagian peserta

tidak menggunakan kertas ujian lagi.

Nizam belum bisa memastikan nama resmi

Unas 2015. Muncul kabar, mulai tahun

depan, nama unas diganti menjadi enas

(evaluasi nasional). Tujuannya,

mengembalikan fungsi evaluasi pendidikan

dalam ujian tahunan tersebut.

’’Sampai sekarang belum ada keputusan

dari Pak Menteri (Mendikbud Anies

Baswedan, Red). Yang saya tahu

(perubahan unas menjadi enas, Red) masih

dibicarakan,’’ ungkapnya.

Ketika nama ujian tahunan itu berubah,

Nizam menegaskan bahwa Mendikbud pasti

akan mengeluarkan surat keputusan resmi.

Rencananya, Kemendikbud mengumpulkan

panitia Unas 2015 tingkat provinsi Senin

(29/12). Mereka terdiri atas unsur dinas

pendidikan provinsi dan perguruan tinggi

negeri (PTN). Kabarnya, dalam pertemuan

itu, akan dibahas wujud baru Unas 2015.

Pertemuan yang bakal dipimpin langsung

oleh Mendikbud tersebut juga akan

memastikan pembentukan kepanitiaan

unas tingkat provinsi. Kemudian, sosialisasi

lelang logistik, pembagian tugas serta

tanggung jawab panitia pusat dan daerah,

hingga penetapan jadwal pelaksanaan unas.

’’Akan dibahas pula aspek teknis seperti

monitoring ujian dan pengamanannya,’’

ujarnya.

Sumber :

http://www.jawapos.com/baca/artikel/10793/ujian-nasional-2015-pakai-online

http://www.jawapos.com/baca/artikel/10793/ujian-nasional-2015-pakai-online

Leave a comment